Puisi
merupaka karya sastra yang sangat populer di semua kalangan. setiap orang pasti
bisa menulis puisi, namun belum tentu bisa meembaca puisi. Hehe
Tapi ya
sudahlah, berikut puisi kehidupan karya saya Tia Lestari dengan nama pena
REMAJA SENJA. Tidaklah layak dijadikan contoh, namun semoga saja bermanfaat
untuk semua dan menjadi tolak ukur saya untuk terus berkarya.
Remaja Senja
Terusap
benturan kerasnya hidup
Dengan asa
yang merajalela
Tersirat
kasih yang mulai redup
Dicincang di
cambik tiada tara
Hatiya terluka oleh goresan dusta
Airmatanya berlinang menganak sungai
Kian jatuh kian merana
Mengantisiasi kekecewaan jiwa
Oh Tuhan...
Amat berat hidupnya
Mendaki kisah tak berkunjung sirna
Kepekaan selalu menjadi pokok utama
Dalam bisingan mulut-mulut berbisa
Part II
Remaja
Senja
Dikala senja datang menghadap
Kalimat penyesalanpun daku lahap
Ribuan kilo jalanan berbatu
Ratusan hari aku tak mampu melewati itu
Sungguh engganku terbebani
Oleh batuan yang tak berhati
Muak memang muak dengan realita ini
Aku bosan sangat bosan kulalui
Namun hukum karma memberi konsekuensi
Terhadap hidupku yang lalai di waktu muda kini
Daku terlempar, tergampar, tertusuk batuan jalanan
Akibat dari keenggananku berlari dengan perjuangan
Ketika Pena Berbicara
Tinta hitam tergores rapih
Dengan sentuhan lembut pada kertas putih
Tulisan bernada warna-warni
Tanpa harus memasang emotikon untuk mewakili
Bibir yang tertutup rapat
Air mata yang tersirat
Sudah waktunya kini pena berbicara
Menjadi saksi dalam sebuah problema
Hitam pekat yang tahan lama
Tak terhapuskan oleh senja
Ungkapan-ungkapan jutaan rasa
Kini pena yang berbicara.
Dan hanya itu, silahkan komentarnya.
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar